Kabid Angkutan Dishub Kota Makassar, Dr Jusman.
TargetNasional, Makassar – Dinas Perhubungan Kota Makassar terus berupaya memperbaiki sistem transportasi melalui berbagai program dan kegiatan. Permasalahan transportasi di kota Makassar, Kemacetan di Kota Makassar mulai menyebar hampir ke semua jaringan jalan penghubung, termasuk 85 titik rawan macet yang selalu menjadi perhatian Dinas Perhubungan Kota Makassar setiap hari.
Yang mana, Dampak kemacetan menurunkan mobilitas masyarakat dan menyebabkan kerugian bagi semua pihak. Hasil studi Departemen Perencanaan Wilayah Kota UNHAS pada tahun 2024 menunjukkan bahwa biaya total transportasi di Kota Makassar mencapai Rp 21 miliar per hari atau ekuivalen dengan Rp 7,7 triliun per tahun.
Besarnya pengeluaran masyarakat untuk transportasi di Kota Makassar jauh di atas total PAD Kota Makassar. Pada tahun 2023, PAD Kota Makassar hanya mencapai Rp 1,5 triliun. Biaya transportasi yang tinggi ini tidak hanya menguras pendapatan masyarakat, tetapi juga mengakibatkan pemborosan waktu, energi, polusi udara, dan penurunan produktivitas kerja. Senin (14/10/2024).
Aktivitas ekonomi masyarakat terhambat, menciptakan ekonomi biaya tinggi yang pada akhirnya melemahkan kesejahteraan sosial. Hal ini memperburuk mobilitas masyarakat, menekan pertumbuhan ekonomi, mengurangi daya tarik investasi, dan meningkatkan harga kebutuhan pokok serta bahan baku industri.
Kota Makassar tumbuh semakin dinamis dan menjadi daerah hunian yang sangat padat dengan jumlah penduduk bekerja mencapai 3.774.924 jiwa (data Tatralog 2023). Kondisi ini membutuhkan peningkatan sarana transportasi dan infrastruktur pendukung yang memadai.
Permasalahan muncul ketika mayoritas masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi, dan pertumbuhan kendaraan pribadi tidak sebanding dengan pengelolaan serta pengawasan penggunaan jalan. Standar keselamatan pengendara dan penumpang harus menjadi perhatian bersama.
Data kecelakaan lalu lintas menunjukkan bahwa sepeda motor adalah jenis kendaraan paling rentan, menyumbang 65 persen dari total kecelakaan. Banyak masyarakat, terutama ibu-ibu, merasa tidak nyaman menggunakan sepeda motor dalam kondisi cuaca buruk dan kemacetan, sementara tren tarif angkutan online terus naik setiap tahun.
Oleh karena itu, pilihan shifting dari sepeda motor ke angkutan massal yang nyaman dan terjangkau sangat diperlukan. Di negara maju, angkutan umum mendapat perhatian besar, bahkan di beberapa kota besar di Indonesia seperti Surabaya, DKI Jakarta, dan Yogyakarta, angkutan umum mengcover mayoritas penduduk.
Di Kota Makassar, daya tarik angkutan kota sangat rendah, dengan load factor tertinggi hanya 7 persen. Penggunaan sepeda motor mendominasi mobilitas masyarakat, sementara pertumbuhan kendaraan pribadi mencapai 7 persen per tahun tanpa diimbangi peningkatan panjang jalan yang memadai.
Dishub juga melibatkan WRI Indonesia untuk studi tiru model kelembagaan angkutan umum. Kota Semarang telah mengalokasikan subsidi angkutan umum sebesar Rp 1 triliun dalam lima tahun terakhir, sebagai bagian dari upaya mewujudkan transportasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Seharusnya kita sepakat bahwa angkutan perkotaan adalah urat nadi mobilitas kota. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi aturan lalu lintas serta masalah parkir yang tidak memadai memperparah situasi.
Penting untuk menata ulang penyelenggaraan transportasi, memperkuat kebijakan angkutan umum, dan meningkatkan infrastruktur transportasi publik yang lebih baik. Implementasi kebijakan transportasi di Kota Makassar masih belum maksimal. Namun, Dishub Kota Makassar telah melakukan studi banding, forum lalu lintas, dan optimalisasi angkutan massal melalui rerouting serta pendataan kendaraan umum.
Tantangan penyediaan angkutan massal terletak pada penganggaran subsidi pemerintah serta perencanaan sistem transportasi yang belum mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Skema implementasi subsidi angkutan umum yang diusulkan WRI Indonesia, UK PACK, dan UNHAS memproyeksikan subsidi sekitar Rp 80 miliar per tahun, dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas transportasi umum di Kota Makassar.
Subsidi angkutan umum diperkirakan memiliki dampak positif, seperti meningkatkan aksesibilitas masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan sosial, dan membantu mengurangi polusi serta kemacetan.
Kesimpulannya, sektor transportasi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan aktivitas masyarakat. Tren kemacetan dan biaya operasional transportasi yang meningkat setiap tahun memerlukan intervensi pemerintah dan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan sistem transportasi yang aman, nyaman, terjangkau, dan terintegrasi.
Bersama dengan Komunitas Mobilitas Berkelanjutan dan WRI Indonesia, Dishub Makassar telah berhasil menyusun beberapa buku terkait tren transportasi di Kota Makassar. Dishub Makassar juga mendapatkan apresiasi dari Kementerian Perhubungan dan GIZ Indonesia & ASEAN atas dukungannya terhadap layanan angkutan umum massal perkotaan yang berkelanjutan. (**)