TargetNasional, Makassar — Proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) di UPT SPF SMP Negeri 3 Makassar untuk tahun ajaran 2025/2026 sedang berjalan.
Pendaftaran untuk jalur domisili, yang semula dijadwalkan pada 30 Juni hingga 3 Juli 2025, diperpanjang satu hari hingga 4 Juli 2025. Perpanjangan ini dilakukan akibat gangguan server yang terjadi pada hari pertama pendaftaran.
Darmawati, Ketua Panitia SPMB SMPN 3 Makassar, menjelaskan, βKarena server down kemarin, makanya ditambah 1 hari, jadi sampai tanggal 4.β Pendaftaran ulang untuk jalur domisili dijadwalkan pada 5 Juli.
Sementara itu, pendaftaran jalur non-domisili akan dibuka pada 7β10 Juli 2025, dengan pendaftaran ulang pada 12β13 Juli.
SMPN 3 Makassar akan membuka 9 rombongan belajar (rombel) dengan kapasitas maksimal 32 siswa per rombel. Dari total daya tampung 288 siswa, sebagian kursi akan disisihkan untuk siswa yang tinggal kelas.
βKami membuka sebanyak 9 rombel di mana masing-masing rombel terdiri dari 32 siswa, jadi total daya tampung 288 siswa. Selain itu kami juga sisihkan untuk siswa yang tinggal kelas,β jelas Darmawati.
Terkait kuota masing-masing jalur, Darmawati menjelaskan bahwa pembagiannya mengacu pada petunjuk teknis pusat:
β Jalur domisili: 50%
β Jalur afirmasi: 20%
β Jalur prestasi: 25% (terdiri dari akademik 15% dan non-akademik 10%)
β Jalur perpindahan orang tua atau anak guru: 5%
Meskipun proses pendaftaran berjalan relatif lancar, panitia masih menemukan kendala di lapangan, terutama terkait pemahaman orang tua mengenai perbedaan antara sistem zonasi dan domisili.
βBanyak yang belum paham. Jalur domisili itu berbeda dengan zonasi. Kalau zonasi kemarin bisa memilih sekolah mana saja dalam satu zona. Tapi sekarang, dalam sistem domisili, hanya sekolah yang terdekat dari rumah yang muncul sebagai pilihan,β kata Darmawati.
Ketidaktahuan ini sempat membuat banyak orang tua bingung, bahkan beberapa datang langsung ke sekolah karena pilihan sekolah yang diinginkan tidak muncul dalam sistem. Meski demikian, panitia berharap pelaksanaan SPMB tahun ini berjalan sesuai aturan dan lebih merata.
βSistem domisili ini bagus. Tidak lagi menumpuk di sekolah-sekolah favorit, dan siswa bisa sekolah lebih dekat dari rumahnya. Ini juga bisa mengurangi keterlambatan dan biaya transportasi,β pungkas Darmawati.(*)