Potret : Proses Belajar Mengajar Bahasa Daerah di UPT SPF SMPN 52 Makassar.
TargetNasional, Makassar — UPT SPF SMPN 52 yang berlokasi di sekitar Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini mengelar pembelajaran bahasa daerah ke siswa(i)nya, Senin (14/10/2024) pagi.
Dari pantauan awak media ini terlihat siswa(i) Kelas 9.6 sedang melaksanakan proses pembelajaran bahasa daerah yang di pandu oleh Baharuddin, S.Pd., selaku guru study tersebut.
Menurut Drs. Samsuddin saat disambangi, bahasa daerah atau bahasa regional adalah bahasa yang dituturkan secara turun-temurun di suatu wilayah dalam sebuah negara berdaulat, yaitu di suatu daerah asli, negara bagian federal, provinsi, atau teritori yang lebih luas.
Ini merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di lakukan dan siswa(i) pelajari demi menjaga budaya kita. Keanekaragaman budaya menjadi semakin penting di era globalisasi yang semakin berkembang pesat.
Tradisi, adat istiadat, dan seni budaya bukan satu-satunya komponen budaya suatu komunitas. Aspek budaya juga mencakup bahasa, yang berfungsi sebagai pilar utama yang mampu menyatukan masyarakat sekaligus mencerminkan identitas diri.
Keanekaragaman budaya juga kaya akan pengetahuan, nilai, dan keyakinan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Untuk itu, kekayaan budaya ini harus dijaga dan dilestarikan, ungkapnya.
Lanjut Drs. Samsuddin menjelaskan, menjaga keanekaragaman budaya berarti melestarikan bahasa daerah.
Sebagai bagian integral dari kebudayaan suatu wilayah, bahasa daerah memainkan peranan yang sangat penting untuk mempertahankan keanekaragaman budayanya.
Bahasa lokal atau daerah adalah cara untuk berkomunikasi dan menunjukkan sejarah, nilai, dan identitas suatu masyarakat
Dengan bahasa daerah menunjukkan kekayaan budaya suatu wilayah selain sebagai cara untuk berkomunikasi. Bahasa mewakili identitas, prinsip, dan kebiasaan masyarakat.
Selain makna literalnya ada hubungan yang kuat antara bahasa lokal dan budaya lokal. Bahasa lokal pertama-tama menunjukkan sejarah dan kemajuan sebuah masyarakat.
Mempelajari bahasa daerah memungkinkan kita untuk melacak jejak sejarah suatu komunitas, termasuk interaksi dengan budaya lain yang mempengaruhi pertumbuhan bahasa.
Misalnya, kosa kata dan struktur bahasa lokal dapat dipengaruhi oleh kolonialisme atau perdagangan antar bangsa, jelasnya.
Olehnya itu Drs. Samsuddin berharap, dengan adanya belajar bahasa daerah di sekolah ini, para siswa(i) dapat mengetahui dan melestarikan budaya-budaya Indonesia terkhusus Bahasa Makassar, Bugis, Mandar dan Toraja, tutupnya.(ILHO)