TARGETNASIONAL, MAKASSARβ- Walikota Makassar, Muhammad Ramdhan Pomanto, mendukung penuh pelaksanaan kegiatan intervensi dan pencegahan stunting yang akan berlangsung sepanjang bulan Juni 2024.
Program ini akan dilaksanakan melalui pendekatan penimbangan, edukasi, dan intervensi bagi seluruh ibu hamil dan calon pengantin di Kota Makassar.
Program ini bertujuan untuk mencegah stunting dan mendukung pertumbuhan yang sehat dan kuat. Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Kesehatan kota Makassar dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPP-KB) Kota Makassar mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi dengan mengunjungi Posyandu. Slogan dari program ini adalah βAyo ke Posyandu, Keluarga Keren Peduli Salamaki.β
Kegiatan ini mencakup penimbangan berat badan ibu hamil dan bayi secara rutin, pemberian edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang dan pola makan sehat, serta intervensi kesehatan berdasarkan hasil penimbangan dan pemantauan.
Dalam pernyataannya, Danny Pomanto mengajak seluruh warga Makassar untuk mendukung program ini. βMari kita bersama-sama mendukung kegiatan ini demi kesehatan generasi penerus kita. Ayo ke Posyandu, Keluarga Keren Peduli Salamaki. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,β ujar Walikota.
Dengan dukungan penuh dari Walikota dan partisipasi aktif masyarakat, program ini diharapkan dapat berjalan sukses dan membawa dampak positif bagi kesehatan ibu dan anak di Kota Makassar.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas PP-KB Kota Makassar, Syahruddin S.Sos., M. Adm. Pemb., menyatakan bahwa stunting di Indonesia merupakan isu kritis yang membutuhkan pendekatan multi-sektoral.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan prevalensi stunting Indonesia masih di angka 21.5 persen, turun 0.1 persen poin dari tahun 2022 yang sebesar 21.6 persen.
Angka ini masih jauh dari target 14 persen yang harus dicapai di tahun 2024 sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Untuk mencegah dan mengatasi masalah stunting, diperlukan langkah-langkah strategis yang efektif dan efisien, serta upaya yang masif guna mencegah kasus baru.
Selain itu, dibutuhkan pendampingan dan intervensi yang intensif secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas dengan fokus pada pendataan yang akurat dan lengkap terhadap seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita. Kehadiran target sasaran di posyandu harus dipastikan untuk memudahkan proses penimbangan, pengukuran, dan penyampaian edukasi maupun intervensi.
Edukasi kesehatan dan gizi juga menjadi penting untuk diperkuat kepada calon pengantin dan ibu hamil. Hasil penimbangan dan pengukuran intervensi serentak harus dicatat dengan baik dan diintegrasikan ke dalam sistem pemantauan elektronik sebagai sarana pelacakan perkembangan hasil intervensi.
Proses monitoring dan evaluasi yang ketat harus diimplementasikan untuk memastikan bahwa intervensi serentak pencegahan stunting berjalan sesuai rencana dan mencapai hasil yang diinginkan.
Secara umum, kegiatan intervensi serentak ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini masalah gizi, memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasaran, dan melakukan intervensi segera bagi sasaran yang memiliki masalah gizi serta meningkatkan kunjungan ke posyandu.
Strategi Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tahun 2024 disepakati sebagai langkah konkret untuk memastikan intervensi efektif terhadap seluruh sasaran, termasuk calon pengantin, ibu hamil, dan balita.
Intervensi ini didasarkan pada tiga standar utama: penggunaan alat ukur yang terstandar, petugas yang terlatih dan kompeten, serta pelaksanaan pengukuran yang sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP).(*)
Β