TargetNasional, Jakarta β Presiden RI Joko Widodo mengundang Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dan kepala daerah wilayah Mamminasata'(Makassar, Maros, Gowa,Takalar dan Pangkep) serta Forkopimda Sulsel ke Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir Jakarta Pusat, Selasa (27/02/2024).
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, pertemuan dengan Presiden Jokowi membahas 4 hal terkait kunjungannya ke Makassar, Rabu (21/02/2024) lalu.
Pertama kata Danny sapaan akrab Ramdhan Pomanto, Jokowi menanyakan tindak lanjut pembangunan stadion sepakbola di Sport Center Sudiang.
βBeberapa fasilitas penting menjadi konsen. Pertama, stadion agar segera dipersiapkan, makanya kami melaporkan kesiapan, lokasinya siap, anggaran jalannya sudah siap, sisa anggaran stadionnya,β kata Danny.
Danny bahkan memperkirakan, jumlah anggaran yang disiapkan untuk membangun jalan dan infrastruktur pendukung stadion mencapai Rp 200 miliar.
βDi perubahan nanti saya alihkan anggaran untuk fokus bagaimana tahun ini infrastruktur stadion. Jadi bukan hanya bangun stadion, kita hijaukan juga kota, buat infrastruktur yang kapasitasnya jauh ke depan, dan memecahkan persoalan lalu lintas,β jelas Danny
βKalau anggaran saya coba hitung-hitung. Di kota Makassar sekitar 200 miliar kira-kira kita siapkan untuk menyelesaikan itu,β tambahnya
Kedua kata dia, Presiden Jokowi ingin Makassar dan kawasan Mamminasataβ menjadi kawasan seperti kota Kota Shenzhen Tiongkok.
Menurut Danny, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah di kawasan Mamminasata, yang mana kata dia, kota Makassar memiliki banyak masalah perkotaan dengan pembangunan yang terpadu.
Apalagi, Presiden Jokowi memberi arahan, bagaimana eks pelabuhan lama menjadi kawasan city center baru.
β Beliau (Jokowi) tadi menggambarkan, maunya ingin seperti Xinjiang, tentu menjadi tantangan bagi kami. Kami walikota dan bupati tentunya siap dibawah bimbingan Presiden dan Pak Gub (Bahtiar Baharuddin) serta Forkopimda Sulsel, melaksanakan apa yang menjadi impian beliau, Makassar dan sekitarnya menjadi seperti Xinjiang,β ujarnya.
Ketiga lanjut Danny, pertemuan tersebut membahas peran-peran kawasan Mamminasataβ dalam memperkuat zona berikat untuk hilirisasi.
Serta Danny mengaku, melaporkan kondisi pembangunan kereta api di Makassar. Ia mengemukakan alasannya mengapa menolak kereta pembangunan kereta api di Makassar.
βKe empat, saya melaporkan juga kenapa kita menolak kereta api masuk Makassar , karena dia (kereta api) akan membuat kota Banjir,β ucap Danny.
Seperti diketahui, Danny tetap akan mempertahankan konsep elevated atau rel kereta api layang, apabila rel kereta api tetap dibangun di Makassar.
Danny menyebut, akan memilih feeder kereta apinya dengan metro kapsul, lantaran bentuknya yang kecil, sehingga cocok dengan akses jalan yang kecil di sekitarnya.
Pria berlatar pendidikan arsitektur ini mengungkapkan kebutuhan transportasi darat-timur adalah kebutuhan transportasi yang mendesak.
Dalam penelitiannya 15 tahun lalu, diketahui perpindahan orang dari barat ke timur Makassar, penumpangnya mencapai 675 ribu. Yang mana, berpindah dari permukiman sebelah timur ke barat sebagai tempat kerja.
βApalagi hari ini maka hipotesisnya hampir 1 juta orang bergerak barat timur tiap hari,β ujar Danny
βKebutuhan feeder kita setelah KA stasiunnya berhenti di new port l, maka metro kapsul yang akan melayani bangkitan dan tarikan transportasi timur-barat,β ungkapnya.
Alhasil, Danny mengundang para peneliti dan profesor dari berbagai universitas terkemuka dalam Rapat Koordinasi Khusus Pemerintah Kota Makassar, sebagai bekal pejabat Pemkot Makassar mengambil keputusan.
βKebutuhan low carbon ialah bukan kebutuhan saya sebagai wali kota, tetapi kebutuhan hidup kita semua untuk kota Makassar yang baik untuk semua,β ucapnya.(*)
Editor//TN Online//ILHO