TargetNasional, Makassar — Hujan yang terjadi pada tanggal 06 Mei 2025 sekitar sore selama Β±2 jam di Kota Makassar membuat sekolah UPT SPF SMPN 26 yang berlokasi di Jalan Traktor IV No.21, Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali banjir setelah hujan mengguyur sekolah tersebut, Senin (06/05/2025).
Genangan air setinggi mata kaki melumpuhkan aktivitas belajar mengajar dan mengancam kerusakan fasilitas sekolah.
Kepada awak media, Kepala Sekolah (Kepsek) H. Nur Rahmah, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan, keprihatinannya atas kondisi tersebut.
Menurutnya, banjir menjadi permasalahan rutin yang sangat mengganggu kenyamanan seluruh warga sekolah, mulai dari guru, staf, hingga para peserta didik.
βBelum lama hujan turun, sekolah kami sudah langsung tergenang. Kalau sudah begini, pasti ada lagi sarana prasarana yang rusak. Bagaimana proses belajar bisa nyaman dan menyenangkan jika kondisinya terus seperti ini?β ujar Nur Rahmah.
Ia menjelaskan, kondisi sekolah yang terendam air memaksa pihaknya untuk mengalihkan pembelajaran ke sistem daring demi keselamatan dan kenyamanan peserta didik.
βBegini kondisi sekolah kami, Pak. Kalau sudah seperti ini, biasanya kami alihkan ke pembelajaran daring karena kami semua merasa tidak nyaman, terutama anak-anak. Kami khawatir mereka bisa terjatuh atau sakit karena kedinginan, Kami berdoa semoga cepat surut banjirnya dan kami semua bisa mengajar dan belajar tenang dan damai,β tambahnya.
Pihak sekolah berharap Pemerintah Kota Makassar, khususnya Dinas Pendidikan, segera memberikan perhatian dan solusi konkret untuk mengatasi persoalan ini.
Pembenahan sistem drainase, peninggian area rawan genangan, dan peningkatan kualitas sarana-prasarana menjadi kebutuhan mendesak agar proses pendidikan bisa kembali berlangsung secara normal.
βKami mohon bantuan dan perhatian dari pemerintah. Sekolah butuh penanganan yang serius,β tegas Nur Rahmah.
Banjir yang berulang ini menegaskan pentingnya pemerataan fasilitas dan perhatian terhadap sekolah-sekolah di wilayah rawan genangan, agar mutu pendidikan tidak terganggu oleh masalah lingkungan yang terus berulang.(***)