TargetNasional, Makassar — UPT SPF SMPN 48 saat ini menggelar kegiatan Literasi Religi. Hal ini dikatakan Rakhmaniar Basri, S.Pd., M.Si., selaku kepala sekolah kepada awak media ini saat disambanginya, Rabu (11/09/2024) pagi.
Untuk diketahui, Literasi religi atau biasa disebut literasi keagamaan adalah kemampuan untuk memahami dan menganalisis perbedaan serta persimpangan antara agama dengan kehidupan sosial, politik, dan budaya. Literasi religi juga dapat diartikan sebagai pemahaman mendasar tentang praktik, kepercayaan, dan lembaga dari berbagai tradisi agama global.
Menurut Rakhmaniar, kegiatan ini merupakan pembimbingan bagi peserta didik atau siswa(i) terkhusus di kelas 8 yang terlaksana setiap hari jam terakhir pembelajaran.
Terkait literasi Religi ada beberapa kegiatan diantaranya : Baca Al Qur’an, Sholat Dhuha, Sholat Dhuhur dan Ashar bagi yang beragama Islam. Dan u/non muslim juga dilakukan literasi religi sesuai kepercayaannya masing-masing.
Terkhusus baca Al Qur’an, siswa(i) Yang tidak tau membaca di sekolah ini ada layanan belajar Iqro. Selanjutnya yang tidak mengerti akan diberikan pendampingan khusus supaya mereka tau dan faham serta lancar membaca Al Qur’an, yang sudah lancar lebih fasih lagi sesuai tajwid.
Jadi, Literasi Religi ini merupakan kolaborasi antara guru pembimbing dengan sebaya atau sekelas peserta didik yang merupakan peserta tajwid weekend, tajwid harian Pemerintah Kota Makassar.
“Selain baca Al-Qur’an, kami juga melakukan kegiatan shalat Dhuha berjamaah yang dilaksakan setiap hari Selasa dan Jumat. Lalu ada shalawat nabi dan kultum di hari Jumat,” ucapnya.
Rakhmaniar menambahkan, selain dari pada kegiatan literasi religi itu kami juga melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan hukum dari Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham). “Ini setiap bulan dan terjadwal,” imbuhnya.
Sebagai pelayan masyarakat dan penanggung jawab di UPT SPF SMPN 48 Makassar berharap, “terkhusus untuk siswa(i) agar tumbuh dan bertanggung jawab, menjadi pemimpin masa depan dan patuh kepada perintah Allah SWT, patuh kepada kedua orangtua dan gurunya.”
“Sehingga, hidupnya di dunia mendapatkan kebahagiaan dan juga di akhirat akan ditinggikan dan dimuliakan oleh Allah SWT. Tentunya kami sebagai kepala sekolah dan gurunya akan bangga pernah mendidik mereka,” tutupnya kepada awak media.(ILHO)