TargetNasional, Makassar — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar perayaan Hari Ulangtahunnya (Harlah) yang ke-51 tahun yang dipusatkan di Kota Makassar, di Gedung Olahraga (GOR) Sudiang, Sabtu (27/01/2024) sekira pukul 13.00 Wita.
Dalam kesempatan tersebut Anggota DPR-RI dari fraksi PDI-P juga sekaligus putri sulung dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Dr. (H.C.) Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi, S.Sos mengatakan, Prof Mahfud MD akan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) di Kabinet Indonesia Maju (KIM), namun menurutnya akan menunggu waktu yang tepat.
βHal ini jangan jadi polemik lah, keluarnya pak Prof Mahfud dari kabinet Jokowi itu tinggal menunggu waktu saja lah,β ucap Puan, dalam konferensi persnya.
Saat ditanya oleh awak media terkait ucapan Presiden Jokowi terkait pimpinan negara boleh berkampanye, isteri Hapsoro Sukmonohadi ini pun mempersilahkan masyarakat yang menilai, apakah Presiden RI itu diperbolehkan memihak atau tidak.
βLalu, izinkan saya mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun yang ke-51 kepada Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Insya Allah Partai berlambang Kaβbah ini semakin kuat dan kembali ikut dalam kontestasi pemilu kali ini dan seterusnya, sehingga kami (PDIP, red) bisa terus bergotong-royong dengan PPP dalam memenangkan pileg dan pilpres,β tandas Puan Maharani.
Saat disinggung soal debat Capres dan Cawapres, dimana pasangan nomor urut 03 surveynya paling dibawah, Puan sembari tersenyum, lalu nyeletuk kepada awak media, kata siapa? Survey dari mana? Hal ini tentunya akan menjadi tantangan untuk tetap bersemangat dan mengevaluasi survey-survey yang ada, namun saat ini tetap optimis bisa lebih baik.
Di tempat yang sama, Ketua Umum PPP H Muhamad Mardiono mengungkapkan, banyak yang mengatakan PPP ini tidak lolos Parliamentary Threshold, jadi silahkan masyarakat membuka hasil survey PPP pada kepesertaan pemilu pada tahun 2009, 2014, dan 2019.
βJadi, ini masalah klasik yang sudah biasa terjadi setiap pemilu-pemilu, jadi lembaga-lembaga survey itu tidak pernah akurat dengan hasil pemilu,β kesal Mardiono.
Lanjutnya, dimaklumi karena PPP ini hasil pemilu diperoleh dari tokoh-tokoh masyarakat yang ditempatkan sebagai tim di dapil masing-masing.
Mardiono pun mengungkapkan, alasan Presiden Jokowi tidak hadir pada puncak perayaan Harlah PPP di Makassar, tentu karena partai persatuan pembangunan ini adalah partai koalisi pemerintah dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo, sehingga seperti biasanya PPP mengundang Presiden untuk hadir di setiap harlah bukan hanya sekarang saja.
βPresiden memiliki tugas-tugas yang besar dalam rangka tugas kenegaraan, jadi kalau pun tidak hadir, berarti ada tugas kenegaraan yang harus segera diselesaikan,β beber Plt Ketua Umum PPP.
βKami akan mengembalikan kejayaan PPP karena PPP ini sudah eksis sejak pemilu pertama pada tahun 1977, dan kami juga sudah beberapa kali bekerjasama dengan PDI Perjuangan yaitu kampanye Mega Bintang yang berangkat dari Kota Solo. Jadi, Insya Allah kita bangun kembali PPP dan bangkit dari Kota Makassar,β pungkas Plt Ketua Umum PPP H Muhamad Mardiono.(*)